Sabtu, 07 Februari 2015 6 komentar

Mengumpulkan Ringgit di Negeri Jiran (Pengalaman Hidup, Fakta Unik, dan FAQs)

Sebenarnya saya tidak berniat menulis postingan ini. Namun karena ada beberapa email yang masuk minggu lalu dan menanyakan beragam hal terkait "bagaimana" kerja disini (Malaysia.red) jadi saya posting saja (udah gatel juga karena lama gak nulis di blog :D).


Balik ke topik semula, orang-orang yang mengirim email kepada saya ini bisa dibilang sedang galau, sebagian galau karena tidak tahu bagaimana cara apply kerja di luar negeri (dalam hal ini khususnya Malaysia), sebagian lagi galau karena sedang proses seleksi kerja di Malaysia, sebagian yang lain galau karena sedang offering salary dengan salah satu perusahaan di Malaysia. Sayapun merasakan hal yang sama dulu, dan menurut saya fase inilah yang paling seru dari mulai persiapan interview, menunggu pengumuman, persiapan dokumen ini itu sampai menjelang hari H keberangkatan. Rasanya super excited, walaupun negara yang saya tuju cuma tinggal ngelangkahin Singapore :D

 *****
Pengalaman selama tinggal di Malaysia...
Pada bulan May tahun lalu, saya sempat posting tentang kesan saya ketika baru sampai di Malaysia (cerita selengkapnya disini). Yang awalnya sering mengkonversi mata uang MYR ke IDR ketika akan beli sesuatu, sekarang udah ga lagi. Yang awalnya tidak terlalu paham bahasa Melayu, sekarang (walaupun sikit-sikit) sudah bisa bicara dengan cengkok melayu (iya ya?). Yang awalnya kerjaan di kantor sedikit, sekarang jadi membludak, tumpah ruah kaya minyak di timur tengah (lebay) o__O.

Ga terasa sudah 9 bulan saya tinggal disini. So far, saya enjoy di tempat kerja maupun di hostel tempat saya tinggal. Ga enjoy-nya kalau sudah kangen masakan Indonesia. Untung ada ayam penyet wong Solo, jadi kalau lagi kangen Indonesia bisa makan disini. Meskipun malah menurut saya semakin bikin kangen Indonesia!

Berbeda dengan 3 bulan pertama saya kerja disini, sekarang kerjaan saya banyaknya setengah mampus ditambah lagi harus ngereplace kerjaan teman kantor yang sedang maternity leave (total 4 bulan). Sejak saya merasa terjadi ketidakseimbangan antara kehidupan kantor yang begitu padat dan kehidupan di luar kantor yang gitu-gitu saja, akhirnya saya memutuskan untuk ikutan les spanish. Selain karena saya pengen ikutan casting di film telenovela Marimar, siapa tahu di tempat les ada yang bening dan bisa di gebet haha.

*****
 Frequently Ask Questions (FAQs)...
  • Bagaimana cara apply pekerjaan di Malaysia? Apa saja tahapannya?
Pertanyaan ini sebenarnya sudah saya jabarin di postingan sebelumnya mulai dari apply sampai sebelum hari H keberangkatan begitu juga tahapannya. Berikut link-nya:
  1. (Confusion): Menjadi Job Seeker Lagi (part 1) 
  2. (Confusion) : Between Happy and Sad for The Farewell (Part 2) 
  3. (Confusion) : Finally, I am Here.. Malaysia (Part 3) 
  4. (Confusion) : Date by the date for Getting a New Job in Malay (Part 4)
  • Alasan serta kelebihan dan kekurangan kerja di Malaysia?
Alasan kenapa kerja disinipun sudah saya jelaskan pada postingan diatas (part 2). Bagaimana dengan kelebihannya? Kelebihannya kalau ingin jalan-jalan ke Singapore atau wilayah ASEAN lainnya bisa ditempuh dengan jalur darat sehingga lebih murah untuk biaya transportasinya (yang diingat jalan-jalan mulu hehehe), bisa mengenal budaya baru, dan tantangan kerja juga jauh lebih besar tidak hanya dari segi bahasa tetapi juga dalam hal attitude kerja yang dalam beberapa hal sedikit berbeda dengan di Indonesia. Sedangkan kekurangannya cuma satu (so far), kalau sudah homesick (meskipun jarang) harus segera cari obatnya (entah telp keluarga, cari makanan Indonesia, atau streaming TV indonesia) hehe
  • Bagaimana biaya hidup (dan rinciannya) di Malaysia?
Biaya hidup sebenarnya tergantung di wilayah mana kita tinggal. Untuk di Selangor (tepatnya bandar Baru bangi, Kajang) dimana saya tinggal saat ini, harga sekali makan cukup murah yaitu berkisar antara 5 - 8 MYR, minum jus (dan sejenisnya) sekitar 2 - 3 MYR. Kalau ingin hemat mungkin bisa masak sendiri (tapi tidak untuk saya karena tidak praktis haha). Harga sewa apartment (kalau tidak salah) sekitar 800 - 1000 MYR per bulan tergantung lokasi dan fasilitasnya.
Secara umum, harga barang-barang disini 2 - 3 kali lipat dari harga di Jakarta. Transportasi disini cukup sulit, kalau tempat tinggal kita jauh dari stasiun kereta api, kemana-kemana harus naik taksi. Mungkin untuk kemudahan bisa beli mobil second-hand semacam mobil kancil sekitar 5000 - 6000 MYR (atau juga bisa lebih murah).
  • Berapa gaji standar perusahaan di Malaysia, apakah ada bonus, incentive, THR, etc?
Untuk standar gaji saya kurang tahu (sepertinya ada UU Malaysia yang mengatur hal ini, tapi saya lupa isinya gimana). Yang jelas kalau kita kerja sebagai TKI rata-rata take home pay kurang dari 3500 MYR karena gaji 3500 MYR keatas adalah untuk tenaga kerja profesional (atau nama kerennya expatriate). Yang saya dengar, untuk TKI tidak ada pajak (mohon di kroscek lagi) sedangkan untuk expatriate dikenai pajak 26% pada 6 bulan pertama, setelah 6 bulan pajak tidak terlalu besar karena kita sudah digolongkan dalam residence permit bukan lagi non-residence permit (mungkin kisaran 5 - 10% tergantung gaji yang kita peroleh juga). Apabila ada kelebihan dari pajak yang kita bayarkan pada tahun sebelumnya, maka akan dikembalikan pada tahun berikutnya.
Next, bagaimana dengan bonus, incentive atau THR? kalau ini saya rasa berbeda satu perusahaan dengan yang lain, tergantung kontrak. Untuk THR sendiri tidak ada (karena tidak ada peraturan dari pemerintah Malaysia terkait THR), namun dengan adanya incentive dan bonus (yang bisa beberapa dalam setahun) menurut saya sudah cukup :D. Saya sendiri mendapatkan incentive sebanyak 2x dalam 1 tahun namun untuk bonus sudah include dalam total salary. Karena kita warga negara Indonesia sehingga sistemnya kontrak, dari segi insurance, hospitality, tunjangan keluarga etc tidak terlalu besar (ini saya compare dengan perusahaan lama saya di Indonesia). Kelebihannya, saya mendapat tempat tinggal (hostel), lunch, mobil antar jemput, pesawat KL-Indonesia 2x dalam setahun dan tiket tersebut bisa digunakan untuk keluarga atau teman kita yang ingin menjenguk kita atau sekedar main ke KL (asal kita setuju).
Beberapa perusahaan ada yang menerapkan sistem lembur (overtime) dan ada pula yang tidak tergantung kebijakan perusahaan tersebut. Sedangkan untuk jatah cuti, sama halnya dengan perusahaan di Indonesia. Kelebihannya, kita ada yang namanya official leave selama beberapa hari (saya mendapat 6 hari). Official leave ini hanya bisa digunakan kalau kita ingin pulang ke home country dan hanya diperoleh pada tahun pertama join dengan perusahaan.
  • Apakah orang Malaysia welcome dengan orang asing (terutama orang Indonesia)?
Seperti halnya warga Indonesia, orang Malaysia sangat ramah dan terbuka dengan orang asing (termasuk warga Indonesia). Meskipun sering terjadi konflik panas antara Malaysia - Indonesia (kabar yang terbaru adalah iklan Robovac yang melecehkan Indonesia), namun ini tidak affect terhadap hubungan saya dengan orang-orang disini. Sometimes menurut saya kabar di media masa terlalu melebih-lebihkan hehe.
*****

Fakta unik tentang Malaysia (versi semaunya penulis)...

1) Secara umum, masyarakat Malaysia di dominasi oleh orang melayu, india, dan Cina. That's why hal yang lumrah ketika ada orang ngobrol menggunakan bahasa inggris, tamil (bahasa India), dan mandarin. Bahasa inggris menjadi second language dan formal language.

2) Rata-rata warga Malaysia memiliki mobil 2-4 mobil per keluarga, hanya orang yang bener-bener tidak mampu atau pendatang yang  tidak punya mobil. Contohnya saja di kantor, hampir semua operator naiknya mobil. Tranportasi utama disini adalah taksi dan kereta (seperti LRT, monorail, dan KTM). Jadi jangan harap ada bajaj, becak, ojek, apalagi delman.

3) Pendidikan dari TK-SMA gratis dan setiap pelajar diberi subsidi uang cash MYR 100 - 200 per bulan (setara Rp. 360.000 - Rp. 720.000). Selain itu, per keluarga juga mendapat tunjangan dari kerajaan setiap tahunnya. CMIIW :)

4) Untuk mengetahui asal universitas dari setiap dokter sangatlah mudah, cukup dengan melihat stempel nama mereka, contohnya dr. xxx (USM) berarti dokter tersebut berasal dari Universitas Sains Malaysia. Setiap orang bergelar bachelor (di Malaysia) sangat bangga dengan gelarnya sehingga memasang nama universitas dan gelar bersamaan (kalau di Indonesia pasti sudah dibully karena dianggap terlalu membanggakan almamater hehe). Di Malaysia, banyak dokter yang berasal dari Indonesia terutama alumni UGM dan UI yang sudah lama tinggal disini. Selain dari Indonesia, Malaysia juga banyak mengontrak tenaga medis dari India dan China.

5) Beberapa saat lalu, ada teman kantor (warga Malaysia) yang menanyakan bagaimana bentuk KTP Indonesia, sayapun jadi penasaran dengan KTP mereka. Dan ternyata, isinya tidak sekomplit KTP Indonesia (dari nama, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, alamat, agama, status, perkawinan, golongan darah, pekerjaan, hingga kewarganegaraan). KTP (atau IC kad) untuk warga Malaysia sangat simpel (nama, alamat, dan warga negara). Saya jadi ingat kabar hebohnya kolom agama dalam KTP yang akan dihilangkan di Indonesia beberapa waktu lalu, yang saya herankan kenapa pada tidak protes ketika passport kita tidak dicantumkan kolom agama? Mungkin kita bisa melihat Malaysia, dengan IC kad mereka yang sesimple itu mereka toh tetap ok-ok saja. Bahkan, di Malaysia sendiri, bagi muslim yang ingin merubah nama (walaupun cuma satu huruf) harus ada sumpah menurut islam dulu. Kalau di Indonesia main ganti saja, ketika nama di akte lahir (yang benar) harus diubah karena harus menyesuaikan dengan nama di  ijazah SD - bachelor (ini yang saya alami sendiri >.<).
*****THE END*****