Melanjutkan postingan terkait "seru"-nya menjadi job seeker sebelumnya. Kali ini saya akan menceritakan proses selanjutnya setelah saya secara unofficial diterima di salah satu perusahaan farmasi asing asal Thailand di Malaysia. Satu minggu setelah mendapat email bahwa saya diterima, saya mendapat employment package dan offer letter yang dikirim by DHL. Pada employment package dan offer letter dijelaskan secara terperinci mengenai benefit-benefit yang akan saya peroleh nanti dan peraturan-peraturan perusahaan.
Di employment package tersebut juga dijelaskan terkait posisi saya, posisi saya tersebut adalah sebagai technical support dibawah bagian R&D (awalnya saya apply untuk production pharmacist). Memang sempat diinfokan oleh Ms. Vice President ketika interview bahwa saat ini sedang ada 2 job vacancy di perusahaan beliau yaitu sebagai production pharmacist dan technical support R&D. Namun beliau menilai bahwa bila dilihat dari experience selama kuliah dan job desk saya saat ini, saya lebih cocok dibagian technical support R&D yang secara umum menghandle trouble shooting dan trial di production floor. Saya ditempatkan dibagian ini mungkin salah satunya karena ketika wawancara saya menjelaskan mengenai ujian apoteker killer secara terperinci (padahal si Ibunya tidak tanya :D) dimana di ujian ini kita dituntut untuk membuat formula (membuat formula = R&D (?) >.<). Tapi saya juga mengungkapkan kepada beliau kalau saya kurang ada passion di pure R&D yang bekerja di lab untuk pengembangan pembuatan formula/analysis method. Saya sudah bosan ngelab sewaktu kuliah, entah itu di lab mainan dengan mencit, kelinci, urin, darah, mikroba, mortar stamper, IPC tester berbagai sediaan sampai analysis process yang menggunakan HPLC, GC atau sejenisnya.
Okay saya tidak akan menceritakan masalah kerjaan untuk saat ini, itu urusan nanti sewaktu saya sudah ada di negeri Jiran .. insya allah :).
Setelah saya menandatangani offer letter tersebut (it's mean saya sudah setuju dengan isi kontrak kerja yang direncanakan akan berlaku sampai april, 2016), sayapun mengirimkan dokumen-dokumen tersebut ke Malaysia untuk diuruskan calling visa dan surat-surat lainnya. Sebelumnya saya juga telah membuat passport karena no passport dibutuhkan untuk dicantumkan dalam surat kontrak tersebut.
Flashback ketika pengumuman bahwa saya diterima di perusahaan tersebut, saya sangat excited karena hal ini menjawab rasa penasaran saya ketika saya gagal dalam proses seleksi kerja yang diadakan oleh PT. Rohto untuk penempatan di Osaka, Japan ( Interview (!) dan Interview R*HTO Japan part 2 (!) ). Namun ternyata rasa excited ini hanya berlangsung selama satu minggu.
Pada hari setelah rasa excited tersebut selesai, muncul pertanyaan dalam diri saya, akan kah saya bisa survive disana selama dua tahun nanti? bagaimana kalau mereka nantinya tidak puas dengan kinerja saya? kalau saya ambil, kapan saya sekolah lagi? akankah keputusan yang saya ambil tepat? Tapi kalau tidak saya coba sekarang, kapan lagi. Toh kesempatan bekerja sebagai pharmacist di luar juga langka, nambah pengalaman baru, saya juga masih muda (umur masih 20 tahun #ngarep), masih belum berkeluarga, bisa improve english saya, bisa belajar culture yang berbeda (meskipun tidak beda-beda amat sih hehe), bisa cari jodoh dan jalan-jalan ke negera-negara tetangga sebelah Malay *ups (dua point terakhir sepertinya salah fokus hehehe).
Dengan pertimbangan 8 point diatas (terutama point ke-5) dan support dari orang-orang sekitar, saya putuskan untuk mengambil kesempatan ini. Dan sebelum saya official resignation dari tempat kerja saya, sayapun mengadakan farewell.
Farewell pertama (March 28, 2014) bersama production team, PT. Boehringer Ingelheim Indonesia. Farewell ini sekaligus bersamaan dengan birthday party salah satu teman kantor dan reunion dengan ex-production team di Iga D'Jogja, Bogor. Terima kasih buat 1.5 tahun yang berharga ini :)
Foto Bareng sama Pak Bos, Mama Nurul, dan Partner Kerja |
Keluarga Besar Manufacturing, PT. Boehringer Ingelheim Indonesia |
Acara sungkeman :D |
Next 2nd farewell (yang sekaligus kuliner) (March 29, 2014), bareng my Bestest friends, Risa dan Haykal di Apple Pie dan Pizza Kayu Bakar. Just appreciate untuk usaha kalian guys yang bela-belain dateng ke Bogor dari Jakarta dan Bogor. Terutama buat Haykal yang bela-belain naek travel Cipaganti subuh-subuh dari Bandung pukul 3 subuh gara-gara kehabisan tiket.
Temen Curhat sampai Temen Gila2an #komplit |
Dan last farewell bareng my partner in crime yang udah tahu jelek buruknya satu sama lain. Ambassador mall dan ITC pun menjadi tempat pilihan kami untuk meet up seharian dan ngobrol ngalor ngidul, dari ketawa ngakak sampai mewek bareng -__-'. It was the best moment that I ever feel guys , special thank for all of you!
My Partner in Crime dari Kuliah sampai Kerja o__O |
Dan ternyata waktu berjalan semakin cepat, sudah tinggal 1 minggu lagi saya harus meninggalkan kota Bogor untuk pulang kampung sebelum saya berangkat ke tempat perantauan yang baru. Semoga pilihan saya adalah pilihan yang tepat.
Baca sebelumnya : (Confusion): Menjadi Job Seeker Lagi (part 1)
No Response to "(Confusion) : Between Happy and Sad for The Farewell (Part 2)"
Posting Komentar
Thank's for your comment :)