Jumat, 16 Maret 2012 0 komentar

Gambaran Global : Farmasi di Berbagai Negara

Sesuai judul postingan ini, saya akan membahas gambaran secara singkat tentang keadaan farmasi baik tenaga kerjanya, lapangan kerja dibidang farmasi maupun pendidikan farmasi yang ada dibeberapa negara. Data-data yang saya jelaskan ini saya peroleh dari jurnal dan workforce report yang dibuat oleh FIP (Federation International Pharmaceutical) Global Pharmacy -semacam organisasi seperti IAI mungkin y..-.
*****
Setiap negara mempunyai tingkat kepadatan jumlah pharmacist/apoteker (per 10.000 penduduk) yang sangat bervariasi mulai dari 0.04 (Chad <--- Saya tidak tahu dimana letak negara ini berada, hehe) sampai 18.88 (Malta).
Gambar dibawah ini menjelaskan tentang kepadatan jumlah apoteker dibandingkan dengan lapangan kerja bidang farmasi (mulai dari apotek, RS, industri farmasi, regulasi sampai sekolah farmasi). Di kebanyakan negara, kepadatan jumlah apoteker lebih besar dari pada jumlah lapangan kerja bidang farmasi. Namun ada beberapa negara yang memiliki lapangan kerja bidang farmasi yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah apotekernya seperti Uruguay, Vietnam, Pakistan, dan Nepal.


Gambar tersebut menjelaskan tentang perbandingan antara kepadatan jumlah lapangan kerja bidang farmasi (ungu) dan apoteker (hitam) per 10.000 penduduk di beberapa negara. Dari 50 negara sebagai sampel dalam pengujian (sayang Indonesia tidak tercantum -__-'), 5 teratas negara yang memiliki jumlah apoteker lebih besar dibandingkan dengan lapangan kerja bidang farmasi yang ada adalah Malta, Jepang, Jordania, Spanyol, dan Kuwait.
Dilihat dari tenaga kerjanya sendiri -Apoteker-. Hampir seluruh apoteker di banyak negara didominasi oleh wanita (di paper ini menyebutnya sebagai "feminisasi" :D). Fenomena tersebut terjadi karena farmasi memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam hal pekerjaan dan juga karena adanya perubahan arah kefarmasian saat ini yaitu Pharmaceutical care (Asuhan kefarmasian). 
Setiap negara memiliki variasi berkisar antara 20-80% untuk apoteker wanita. 3 teratas negara yang memiliki apoteker wanita lebih banyak dibandingkan laki-laki adalah Republik Ceko, Macedonia, dan Portugal. Sedangkan negara yang jumlah apotekernya lebih banyak laki-laki (hampir 80%) adalah Uganda dan Ethiopia.
Tentu saja untuk apoteker di Indonesia sudah jelas lebih banyak kaum hawa :D.
Untuk lebih jelasnya silahkan lihat Gambar dibawah ini:

Bagaimana dengan minat kerja apoteker di beberapa wilayan di dunia? Gambar dibawah ini dapat menjawab pertanyaan ini.

Dari gambar diatas, diketahui bahwa rata-rata hampir 58% apoteker ditemukan bekerja di farmasi komunitas, 12% Rumah Sakit, 12% Industri farmasi, di bagian penelitian dan akademisi 4%, dan dibagian regulasi sebesar 4%.
Wilayah Afrika memiliki kurang dari 5% tenaga kerja di Industri Farmasi, berbeda halnya dengan wilayah Asia Tenggara dimana Industri Farmasi memperkerjakan hingga 55% tenaga kerja Apoteker. Selain wilayah Asia Tenggara, banyak Apoteker di Amerika, Eropa, dan Afrika yang mayoritas berprofesi sebagai akademis.
Salah satu penyebab jumlah apoteker yang bejibun saat ini adalah karena banyaknya Universitas dengan jurusan farmasi (untuk selanjutnya disebut sekolah farmasi). Di Indonesia, terdapat sekitar 60an (kalau tidak salah) Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta dengan Jurusan S1 farmasi dan 25 PTS dan PTN (saya singkat) penyelenggara program profesi Apoteker, lebih pastinya klik infonya disini. Tiga negara yang memiliki lebih dari 100 sekolah farmasi adalah India (lebih dari 500 institusi), Brazilia (sekitar 306 institusi), dan USA (113 institusi) (Sedangkan dari data wikipedia, ada dua negara yang belum memiliki universitas dengan jurusan farmasi yaitu Brunei Darussalam dan satunya lupa dimana :D). Negara-negara seperti Brazil, Jepang, Mesir, dan USA setiap tahunnya menghasilkan lulusan Pharmacist sebanyak 8.000 orang.
Banyak Banget yaa -____-'
*****
Nah, berikut ini ada beberapa tabel yang menjelaskan tentang pendidikan Apoteker di beberapa negara (Table 2) dan regulasi dan peraturan tentang farmasi (Table 3).
Pada tabel 2, Indonesia juga tercantum (akhirnya ada juga.. haha). Dari data yang ada disebutkan bahwa lulusan pharmacist di Indonesia pada tahun 2009 sekitar 3000 orang. Seperti yang kita ketahui, waktu tempuh program S1 Farmasi di Indoensia adalah 4 tahun (di tabel ini untuk undergraduate Indonesia tertulis 5 tahun) dan internship atau magang program profesi Apoteker selama 12 bulan. Waktu tempuh pendidikan farmasi terlama adalah di negara Perancis (6 tahun + 12 bulan), Jepang (6 tahun + 5.5 bulan) dan Korea (6 tahun + 0 bulan).
Rata-rata program Undergraduate untuk farmasi di setiap negara adalah 4-5 tahun dan internship (magang) 6-12 bulan. Namun ada juga negara yang memiliki masa tempuh internship sampai 3 tahun (Albania) dan 2 tahun (Brazil dan Ceko).
Tips:
Untuk melihat detail tabel dengan sedikit lebih jelas, klik kanan gambar, open in new tab, kemudian zoom in :)



Untuk tabel 3 di bawah ini banyak menjelaskan mengenai batasan dan kebijakan dibidang farmasi. Dari data ini diketahui bahwa Indonesia memiliki lapangan kerja bidang farmasi sebanyak 27.000 buah (mulai dari komuniti, RS, fasilitas utama kesehatan, dan lain-lain).
Dari tabel ini pula dapat diketahui bahwa masih banyak negara yang memperbolehkan seorang apoteker mengelola lebih dari satu apotek seperti : Brazilia, Inggris, Jepang, Singapura, Chili, dan lain-lain. Bahkan di Pakistan dan Paraguay tidak ada pembatasan kebijakan mengenai pharmacy ownership.



Well, itulah yang bisa saya share untuk kali ini, semoga bermanfaat.. :)

P.S:
Beberapa keterangan yang ada di tabel 3:
N/A : Data Not Available
RP   : Restricted Pharmacists
RH  : Restricted to helathcare proffesionals
U     : Unrestricted
O     : Other

 Baca Selanjutnya  : EMA Day 3

Baca Sebelumnya  :  Gelar Budaya Aceh ITB 2012

No Response to "Gambaran Global : Farmasi di Berbagai Negara"

Posting Komentar

Thank's for your comment :)