Senin, 05 Maret 2012 0 komentar

Gelar Budaya Aceh ITB 2012

Akhirnya saya bisa blogging lagi, setelah melalui hari-hari dengan kegalauan yang membuat hidup saya geje. haha
*****
Setelah kemarin saya sempat datang di ITB Fair 2012 yang mengangkat tema kedaerahan. Di awal bulan Maret ini ada satu acara lagi yang berbau kedaerahan yaitu "Gelar Budaya Aceh 2012". Acara ini sebenarnya ada tiga sesi tapi saya cuma sempat melihat sesi terakhir karena ketinggalan informasi -___-':


1. Pra-Event

Tari saman "Ratoh Duek" massal (300 penari). Penari tersebut berasal dari mahasiswa ITB dan masyarakat Bandung Raya yang bersedia dilatih selama 1 bulan, Penari-penari tersebut tampil di Boulevard ITB 2 Maret 2012 kemarin.
Boulevard ITB tempat diselenggarakannya Tari Ratoh Deuk oleh 300 penari (yang tidak sempat saya tonton -___-')

2. Pameran Budaya dan Kuliner
Pameran budaya merupakan acara yang menampilkan ragam kebudayaan Aceh yang disajikan dalam stand-stand. Semua mengenai kebudayaan Aceh dan produk dari kebudayaan Aceh itu sendiri. Acara ini dilaksanakan di lapangan dekat gedung cc ITB.


3. Gelar Budaya Aceh 2012
Puncak rangkaian acara Gelar Budaya Aceh 2012 adalah pagelaran kisah perjuangan Cut Nyak Dhien, Gelar Budaya Aceh 2012 yang berkolaborasi dengan beberapa unit seni budaya ITB maupun sanggar kebudayaan lainnya.
Tiket masuknya 20rb, bukan niat meng-alay-kan tapi pagelaran yang sekeren itu menurut saya lebih tepat di bandrol dengan harga 100rb. Apalagi tempatnya di Auditorium Sabuga ITB (yang konon katanya bisa menampung 2000 pengunjung). Tiket masuk tersebut sudah termasuk booklet dan konsumsi. Konsumsinya disini juga cukup kreatif, karena isinya kue khas Aceh (kue boi, timphan, dan kue bingkang), dimana ada mini note didalamnya dan menjelaskan tentang si kue tersebut.

Booklet "Gelar Budaya Aceh ITB 2012"
Saya jadi tumbal untuk beli tiket yang baru di buka jam 5 sore itu. Karena acara baru mulai jam 7 malam, akhirnya saya menuju Ciwalk dulu :D. Acara ini selesai sekitar jam 11an malam (kalau saya tidak salah ingat, soalnya udah lumayan ngantuk waktu acara selesai, hehe).

Pasca acara selesai, kita foto-foto sebagai bukti otentik bahwa kita benar-benar datang di acara ini, huhaaha

Tari Ratoh Duek yang dibawakan oleh Mahasiswi ITB, karena kami mendapat tempat duduk yang angelnya kurang tepat (berada di bagian atas dan sebelah kiri) jadi untuk merekamnya perlu di zoom sampai 80% :D

Setelah tari pembuka selesai, dilanjutkan dengan pidato (entah berapa orang yang pidato, tapi cukup lama juga euy -___-'). Baru ke acara puncak yaitu Drama Tari Kisah Cuk Nyak Dhien. Namanya aja drama tari, jadi banyak tariannya. hehe.
Selama cerita berlangsung terdapat 4 tarian yang dibawakan (Ranup Lampuan, Saman Gayo, Beudoh, dan Rapai Geleng). terus ada lagu Di Babah Pinto (lagu yang paling menyedihkan T.T), Dodaldi (lagu lulabay-nya orang Aceh ketika menidurkan bayinya). Maksud/makna/intisari/tujuan (pilih salah satu saja, hehe) tarian dan lagu-lagu tersebut muncul di layar sebelah kiri panggung, selain itu juga  tertulis di booklet yang kami dapat.
Sebenarnya ada beberapa video lagi yang saya rekam, namun karena gagal berkali-kali untuk mengunggahnya di postingan ini, saya batalin saja dari pada di coba lagi ujung-ujungnya sakit hati lagi (apalagi ketika mengunggahnya udah sampai 90%,tiba-tiba inetnya diskonek sendiri tanpa minta ijin sama saya dulu, dongkol rasanya :O).
Di akhir acara, ada performance dari salah satu penyanyi Aceh, Rafly. Wuihh.. 11 12 lah sama Tompi, suaranya nge'jazz banget.. Berasa ada di festival Java Jazz. haha.
Lagu yang dibawakan sekitar 4 lagu, kayanya berbahasa Aceh. Karena para penonton meminta tambahan lagu, jadi nambah satu lagu lagi. Tapi tetap berbahasa Aceh, yang ini sepertinya malah lagu khas daerah Aceh soalnya pada rame-rame nyanyi bareng. Tentu saja saya  hanya diam terpaku, satu katapun tidak saya pahami. Kalau saja nyanyi lagu jawa seperti "Lir iLir, Padang Rembulane, etc" tentu saja saya mungkin ikutan nyanyi, (kalau saya hafal liriknya haha)
Kalau pengen tahu suara penyanyi ini, lihat performance-nya di liputan 6 award yang diadakan tahun lalu (klik disini). Namun di video ini, feel kedaerahannya gak begitu dapet.
Sebenarnya pada acara ini direncanakan akan hadir pemeran film "Tjoek Nja' Dhien" -Christine Hakim-, tapi ternyata beliau tidak hadir. Padahal saya sudah menyiapkan penampilan terbaik saya untuk berfoto dengan beliau. huaha *gak juga sih.. :D*

Beberapa hal yang saya tangkap dari isi cerita dari drama tari Cut Nyak Dhien ini:
1. Cut Nyak Dhien meninggal pada tahun 1908 setelah di deportasi ke Sumedang (kalau di drama ini beliau meninggal setelah solat).
2. Cut Nyak Dhien pernah menikah dua kali, suaminya bernama: Teuku Ibrahim dan Teuku Umar. *Bukan Teuku Wisnu :D
3. Beliau wafat bersama satu keyakinan yang diperjuangkan hingga akhir hayatnya, Jihad Fi Sabilillah. *saya kutip dari sinopsis di booklet :D

That's all, yang bisa saya ceritakan..
Hidup Aceh, Hidup Indonesia.. !!

Baca Selanjutnya  : Gambaran Global : Farmasi di Berbagai Negara

Baca Sebelumnya : Afika

No Response to "Gelar Budaya Aceh ITB 2012"

Posting Komentar

Thank's for your comment :)