Tiap kali on-line, pasti pertama kali yang saya ketik adalah alamat email yahoo dan gmail saya (facebook juga g ketinggalan jadi daftar urutan teratas untuk dibuka ketika sedang on-line..on-line, hehe.).
Selama menjalani kuliah S1 kemarin saya sempat apply 3 scholarship ke luar negeri, beasiswa yang saya minati adalah yang Short Program, artinya jangka waktu berlangsung nya program tersebut hanya beberapa minggu saja..secara saya kan masih tercatat sebagai mahasiswa, tidak mungkin berlama-lama di luar negeri (pikiran saya seperti itu waktu itu :).. ).
Beasiswa yang pernah saya apply antara lain: Summer Program di Tokushima University Japan, School Program di Prague Czeko, dan English Short Course IELSP di USA. Karena ada kendala-kendala yang menghadang, saya tidak jadi berangkat ketiga negara tersebut.. karena itul judul yang saya pilih “Perjuangan Mencari Beasiswa Belum Berakhir..(Part 1)”. Huehehe.
Dan untuk kali ini saya akan membahas satu diantara tiga beasiswa tersebut..
€ Summer Program di Tokushima University Japan
Saya masih ingat deadline beasiswa ini adalah 24 Juni 2010 dan saya baru mendaftar 1 hari sebelum beasiswa ini di tutup, untungnya berkas2 yang diperlukan cukup d scan dan di kirim via email :D.
Beasiswa ini diperuntukkan untuk mahasiswa kedokteran dan farmasi di seluruh dunia. 20 orang yang beruntung akan berangkat ke Jepang dan selama 1 minggu (tanggal 25 Juli-1 Agustus) mengikuti berbagai program di sana, seperti: Welcome Party, kuliah singkat, tur ke Otsuka Pharmaceutical CO. Ltd (salah satu produksinya yang terkenal “Soy Joy” dan “Pocari Sweet”), dan program Japan Culture Experience. Ngebayangin aja udah seru kaya apa di sana. Huehehe.
Pengumuman siapa saja yang lolos tidak dicantumkan kapan dan dimana. Kebetulan juga beberapa hari saya tidak on-line karena sedang mengurus rancangan penelitian untuk tugas akhir. Tepat tanggal 30 Juni hasrat untuk on-line muncul lagi (haha.. -_-‘). Dan ketika buka email yahoo saya... bagaikan ada durian jatuh di atas kepala saya ketika saya dapat email dari Jepang kalau saya salah satu yang lolos. Email tersebut tertulis dikirim pada tanggal 27 Juni..dari 20 orang tersebut sekitar 9 orang dari Indonesia, juga ada dari Mongolia dan Korea Selatan.
Langsung deh telfon orang tua minta persetujuan, nyokap ngasi lampu hijau tapi bokap ngasih lampu merah.. beliau berpendapat agar saya fokus ke tugas akhir dulu biar lulus tepat waktu dan masalah biaya yang lumayan gede dan dihabiskan hanya dalam waktu 1 minggu. Kebetulan pesawat ke jepang waktu itu hampir sekitar 17 juta PP dan harus dibayar oleh penerima beasiswa. Untuk dormitory, makan, dan biaya program gratis..tis.. plus dapat uang 50.000 Yen (skitar 5 juta rupiah). Saya lancarkan lah Plan A: Menbuat proposal untuk mencari dana tambahan :D
Selama sekitar 1 minggu saya sibuk menyusun proposal, eh susah2 menyusun ternyata proposal saya tidak di Acc oleh pihak fakultas, katanya beasiswa ini bukan atas nama universitas/fakultas, tapi individu (Sungguh aneh ya...padahala teman2 d PT lain yang juga dapat beasiswa ini lancar2 saja mengajukan proposanya, bahkan dapat belasan juta baik dari dalam maupun dari luar universitas mereka). Karena tidak dapat Acc dari fakultas, tentu saja saya urungkan niat untuk mengajukan proposal tersebut ke pihak2 yang sudah saya rencakan.
Kemudian saya siapkan plan B.. cari pesawat yang murah2 saja, kebetulan dapat pesawat menuju Jepang dengan harga 14 juta PP. Bokap akhirnya memberikan lampu hijau juga (setelah melalui lampu kuning yang cukup lama sebelumnya, hahaha.). Saya sudah berpikiran “Jepang sudah di depan mata..” :D.
Sekitar tanggal 7 juli saya mendapat email kembali dari pihak Jepang bahwa saya harus menkofirmasi jadwal keberangkatan dan kedatangan (kalau tidak salah juga diminta nomor tiket pesawat yang akan saya naiki) sebelum tanggal 20 Juli. Timbullah masalah-masalah lagi:
♣ Yang pertama ada pembuatan paspor dan visa, sempat tanya sana sini..pembuatan visa lebih lama dibandingkan pembuatan paspor. Paspor bisa paling cepat selesai sekitar 4 hari tapi juga bisa lama tergantung antrian pendaftarnya. Padahal saya cuma punya waktu 12 hari, Huahhh... dan yang lebih parah lagi dokumen2 yang dibutuhkan untuk pembuatan paspor sebagian ada di rumah di JATIM, padahal saya ada di Solo -_-‘, dikirim lah dokumennya dari rumah dan baru sampai 2 hari kemudian..
♣ Masalah berikutnya, saya baru sadar kalau ketika keberangkatan itu bentrok sama jadwal ujian akhir semester di fakultas saya (jadwal ujian saya waktu itu kalau tidak salah dimajukan). Berangkatlah saya menemui wakil dekan 1 yang menangani bidang akademik berharap ada ujian susulan bagi saya. Sudah saya jelaskan panjang kali lebar kali tinggi ternyata tidak ada dispensasi buat saya, saya harus ikut semester pendek (ujian remidi) atau mengulang secara reguler semester berikutnya. Mendengar kabar ini tentu saja bokap yang semula ngasih lampu hijau balik lagi ke lampu merah :(
Karena belum memberikan konfirmasi atas keberangkatan saya, saya mendapat email yang menanyakan kepastian keberangkatan saya dari pihak Jepang dan 2 orang mahasiswa dari Indonesia yang sedang menempuh master program di Tokushima University (kakak2nya tersebut bilang, mereka disuruh menghubungi saya oleh pihak kampusnya disana). Akhirnya dengan berat hati saya melepas beasiswa tersebut..tapi setidaknya saya sudah berusaha untuk mendapatkannya, semisal ada plan C yang terpikirkan waktu itu, pasti saya akan tetap terus berjuang :D
Baca Selanjutnya : EPILOG : GOODBYE 2011
Baca Sebelumnya: Pengalaman Ujian Seleksi Masuk Apoteker SF ITB
Baca Selanjutnya : EPILOG : GOODBYE 2011
Baca Sebelumnya: Pengalaman Ujian Seleksi Masuk Apoteker SF ITB