Ini adalah lanjutan postingan tentang pengalaman magang saya selama PKPA. Sebelumnya saya selalu posting tiap seminggu sekali, tapi sekarang saya posting dua minggu langsung *Sindrom-sindrom malas sudah mulai menyerang saya. hahaha
Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, saya berada di bagian R&D dimana tugas utama bagian ini adalah melakukan pengembangan formula baik baru maupun lama. Dua minggu ini saya membantu pengujian untuk pengembangan dua formula yaitu: nattokinase dan dioctahedral smectite.
::: WEEK 5 :::
Di minggu ini saya melanjutkan optimasi pengembangan formula nattokinase, nattokinase merupakan bahan berbentuk serbuk halus yang baik untuk aliran darah dalam tubuh sehingga berpengaruh terhadap asupan darah pada otak. Natttokinase ini berasal dari fermentasi soybean. Rencananya produk ini dibuat dalam kapsul dengan kandungan nattokinase 200 mg per kapsul. Karena dalam bentuk kapsul, tentunya komposisi formulanya juga cukup sederhana. Optimasi dilakukan dengan menggunakan penambahan talk dan magnesium stearat dengan masing-masing konsentrasi 0.5, 1, dan 1.5%.
Pengujian yang dilakukan untuk mencari formula terbaik tersebut meliputi :
pemerian, dimensi, kelarutan dalam air, etanol, dan eter, keseragaman bobot, penentuan kadar air, uji waktu hancur, pengujian titik leleh, pH, sifat kehigroskopisan, penetapan kadar dengan spektrofotometri UV.
Pengujian itu, hampir semuanya saya kerjakan seorang diri, apoteker yang memberi tugas malah sibuk dengan BB barunya. haha
Setelah dua minggu (minggu ini dan kemarin), akhirnya dipilih formula nattokinase dengan penambahan talk ***% (saya sensor saja, dari pada dibilang membocorkan data perusahaan, hehe). Dari formula terpilih ini, dibuat 150 kapsul. Kemudian ditentukan keseragaman bobot dan waktu hancurnya.
Kacang kedelai (Soybean) sebagai bahan dasar nattokinase |
::: WEEK 6 :::
Berbeda dengan produk pertama, produk kedua ini -diaoctahedral smectite- merupakan "me too products". Istilah tersebut umum digunakan dalam farmasi, mungkin secara kasar dapat diartikan produk ikuta-ikutan. Misal sebuah pabrik obat memproduksi satu obat antidiare dengan nama dagang "A", nah pabrik lain membuat antidiare dengan nama dagang "B" dengan jumlah zat aktif dan kegunaan sama, yang membedakan mungkin eksipiennya atau malah hanya tampilan luarnya saja.
Boleh tidak sih seperti itu? menurut saya sah sah saja, hal ini bukan masalah orisinalitas tetapi lebih ke persaingan di dunia usaha. haha.
Tapi tentunya keunikan tetaplah harus ada karena bisa saja obat dengan zat aktif dan kegunaan sama, eksipiennya berbeda tergantung pabrik pembuat seperti pengembangan formula yang saya lakukan ini.
Yang saya rasakan faktor kreatifitas dan skill dari bagian R&D tentunya tertantang disini, tapi faktor kebetulan dan kekuatan promosi juga berpengaruh sih. hehe.
*****
Setelah dilakukan penelusuran pustaka (direncanakan dibuat dalam bentuk suspensi dengan jumlah zat aktif 600 mg), dilanjutkan dengan optimasi formula dengan berbeda eksipien dan jumlahnya. Untuk produk dioctahedral ini dibuat formula berbeda sebanyak 8 formula (Formula A-H). Kemudian dilakukan uji-uji dibawah ini:
- Uji pH : pH yang diharapkan adalah +/- 7.00
- Bj
- Penetapan kadar air
- Viskositas
- Pemerian (rasa, bau, dan warna)
- Sifat suspeni (flokulasi atau deflokulasi)
Dari pengujian, dipilih formula H. Dari formula ini dipecah lagi menjadi formula H1-H5 dengan formula sama namun jumlah setiap komposisi bahan yang berbeda. Disini pula, dilakukan optimasi anetol (coregen odoris dan saporis) dengen beberapa konsentrasi. Kemudian dilakukan uji-uji seperti yang telah saya jelaskan di atas. dari sini diperoleh formula terbaik H1.
*****
Proses selanjutnya adalah penentuan kapasitas adsorbsi. Karena di dalam monografi belum ada prosedur tetap untuk bahan dioctahedral smectite maka digunakan prosedur termodikasi dari penetapan kapasitas adsordsi attapulgite (FI IV) secara kualitatif, intinya membandingkan warna sampel dengan metilen blue (konsentrasi tertentu) secara visual.
Sedangkan metode yang saya lakukan, pembandingan warna sampel dengan metilen blue tidak dilakukan secara visual tetapi dengan nilai absorbasi yang diperoleh dengan spektrofotometri visible. Prinsipnya : semakin kecil nilai absorbansi maka kapasitas adsorbsi semakin besar.
Jujur saja, ini suatu hal yang baru bagi saya. Karena yang saya tahu, metode spektrofotometri hanya untuk penetapan kadar :D :D
Baca Selanjutnya : Keyword: Benalu Mangga, Fraksinasi (KCV), Toksisitas (BST), dan Mikrobiologi (Kirby Bauer)
Baca Sebelumnya : Bedah Buku Farmakologi
Baca Selanjutnya : Keyword: Benalu Mangga, Fraksinasi (KCV), Toksisitas (BST), dan Mikrobiologi (Kirby Bauer)
Baca Sebelumnya : Bedah Buku Farmakologi
No Response to "Serunya....Magang di Industri Farmasi -Hari ke-29 sampai ke-42-"
Posting Komentar
Thank's for your comment :)