Hidup
itu pilihan, sama seperti halnya saya memilih fokus
di bidang industri farmasi (walaupun masih seumur jagung) dibandingkan menjadi expert di bidang klinis. Tanya kenapa?
Dibandingkan dengan
industri farmasi yang “rule”-nya sudah mantap dengan adanya GMP/CPOB dan
peraturan-peraturan lainnya, menurut pendapat saya pribadi dunia pelayanan
farmasi (di Indonesia) masih belum memiliki “rule” yang solid. Salah satu
contohnya adalah compounding/peracikan
obat yang tidak sesuai masih saja sering terjadi seperti meracik obat (misal
obat deman) dengan antibiotik. Dari segi farmakologi, tentunya hal tersebut
kurang begitu tepat karena obat demam hanya diminum ketika sakit sedangkan
antibiotik diminum sampai habis walaupun sudah tidak sakit. Bagaimana cara
minum bila kedua obat ini digabung? Dan apakan pembagian secara manual bisa
menjamin keseragaman dosis ditiap kemasan (tiap bungkus.red)? Masalah
berikutnya, mungkin saja racikan tersebut diketahui tidak terjadi interaksi
antar zat aktif, namun bisa saja terjadi interaksi obat-eksipien atau
eksipien-eksipien. Who Knows?
Itu dari segi farmakologi
(tentunya orang – orang yang mengerti farmakologi akan menemukan lebih banyak
lagi masalah terkait racikan), dari segi teknologi farmasi, miris sekali
melihat obat yang sudah dibuat bagus dalam bentuk sediaan tertentu dihancurkan
begitu saja. Padahal untuk membuatnya, membutuhkan teknologi yang rumit dengan
persyaratan ruang produksi yang kompleks seperti CPOB/GMP serta biaya produksi
yang tidak murah.
Belum lagi untuk
antibiotik, ruang produksi terpisah dimana para operatornya diisolasi, ketika
semua makan siang di kantin, para operator di ruang produksi antibiotik makan
di dalam ruangan untuk mencegah cross
contamination. Saya pernah mengalaminya walaupun hanya satu hari saja. Menurut
kabar yang pernah saya dengar, operator yang dipilih di ruang produksi antibiotik
biasanya adalah karyawan yang tidak berencana mempunyai keturunan karena
dikhawatirkan terjadi abnormalitas pada janin atau bahkan kemandulan. Sebesar
itu resiko yang harus di tanggung oleh operator produksi antibiotik namun di
pasaran, obat tersebut dihancurkan hanya dalam hitungan detik?
Ketika S1 saya sempat bekerja
part time di salah satu apotek. Waktu
itu saya ingin membandingkan antara dunia putih (teori) dengan dunia hitam
(aktual). Kebetulan apotek tersebut bekerja sama dengan dokter spesialis anak
sehingga kebanyakan obat yang diresekan dalam bentuk racikan. Dengan
bermodalkan mortar, stamper, kertas perkamen dan sudip resep racikan terebut
dapat terlayani, bahkan tablet salutpun juga diracik dan dicampur dengan bahan
lain (padahal tablet tersebut ada alasan tersendiri kenapa disalut, bukan serta
merta agar terlihat bagus dan enak dipandang). Racikan umum lainnya adalah
pembuatan suspensi heterogen yang dibuat dengan cara mencampurkan sirup dengan
tablet yang telah dihaluskan sebelumnya. Padahal untuk memproduksi sirup
membutuhkan proses filtering yang
cukup lama. Selain itu harga filter disposable yang cukup mahal (± 1 juta), dan
untuk produk tertentu terkadang menggunakan lebih dari 1 filter. Namun lagi –
lagi sirup yang sudah melalui serangkaian proses diubah menjadi suspensi dengan
ukuran partikel yang mungkin saja beragam.
Tidak dipungkiri
bahwasanya resep racikan juga sangat berperan bagi pasien, salah satunya pasien
anak-anak yang tidak bisa menelan obat. Namun resep racikan sebaiknya diberikan
sebagai pilihan terakhir ketika tidak ada sediaan lain yang sesuai. Dalam kasus
anak yang susah menelan obat, sediaan dalam bentuk drops menurut saya lebih
mudah dan nyaman dibandingkan dengan racikan. Untuk mengubah tradisi perklinisan menjadi “lebih benar”
tentunya cukup pelik dan membutuhkan apoteker klinis yang benar-benar bisa mengambil
gebrakan, out of the box.
Baca selanjutnya : Interview (!)
Baca sebelumnya : Universitas dengan Program Studi Apoteker Terbaik di Indonesia
Baca selanjutnya : Interview (!)
Baca sebelumnya : Universitas dengan Program Studi Apoteker Terbaik di Indonesia
No Response to "Mortar Stamper VS Mesin Produksi"
Posting Komentar
Thank's for your comment :)